Minggu, 21 Juli 2013

[BeraniCerita #20] REKAMAN




“Jika, saya tidak dapat memperbaiki ekonomi kota, saya berjanji akan menyerahkan seluruh kekayaan saya, dan pergi dari kota ini.”

Jenny menatap kaset di tangannya. Suara itu masih tersimpan di sana, meski kini benda itu tak bisa diputar lagi.

Dulu, dia selalu merekam suara-suara Max saat kampanye. Pada awalnya dia keberatan suaminya mencalonkan diri sebagai wali kota. “Aku tak mau kau terjebak gelimang dunia Max,” begitu ucapnya.

“Menjadi wali kota bukan untuk menumpuk harta Jenny. Tapi meletakkan tanggungjawab sebesar gunung di pundak kanan dan kiri kita.”

“Coba ulangi kata-katamu, Max.” Begitu pada awalnya, Jenny merekam janji suaminya. “Jika kau menyimpang, maka aku orang pertama yang akan menegurmu. Jika kau lupa, maka suara-suara ini yang akan mengingatkanmu.”

Hingga, ketika masa pemerintahan itu berakhir, Max mengumpulkan penduduk di alun-alun kota. Dia meminta maaf karena telah gagal. Maka, peristiwa itu menjadi sejarah baru. Mantan wali kota pergi hanya dengan pakaian melekat di badan. Banyak yang menangisi, mengharapkan Max mencalonkan kembali. Tapi bagi lelaki itu, janji haruslah ditepati.

Maka, sejak hari itu, kaset-kaset berisi suara Max, tersimpan di museum kota. Tapi Jenny sempat meminta satu. Dia menyimpannya  sebagai harta berharga, yang disebut kenangan.

“Maafkan aku ya?”

Jenny menoleh, menatap lelaki berambut abu-abu yang entah sejak kapan berdiri di sampingnya. “Tidak ada yang perlu dimaafkan, Max. Aku tak pernah menyesal mencintaimu.”

Max tersenyum. Dia ingat, kalimat Jenny selalu persis, seperti yang ikut terekam di kaset itu.

#232 kata. Diikutkan di BeraniCerita #20 KASET

*pertama kalinya ikut FF nih :)

22 komentar:

  1. suka!
    ini mestinya dibaca banyak pemimpin kita nih. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada yang berani kampanye gitu gak ya? :)
      Makasih udah mampir

      Hapus
    2. harusnya sih ada!!
      harusnya!

      tapi pernah ada satu pejabat di indonesia yg akhirnya mundur karena beliau ndak merasa ada kemajuan selama kepemimpinannya deh. ;)

      Hapus
    3. :) :)

      amanah memimpin itu memang berat ya.

      Hapus
  2. idenya "di luar kotak". Keren!

    BalasHapus
  3. Bagus urutan ceritanya, suka juga :D

    BalasHapus
  4. Idenya keren nih.
    Gak pake acara bunuh2an kayak FF saya, hiks :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ending Mbak takterduga, suasananya juga dapet.
      Makasih sudha mampir :)

      Hapus
  5. Yihaaaa.. Mba Shab ikutan FF juga niiy... lumayan mba refreshing :D

    BalasHapus
  6. harusnya pemimpin yg baik begitu ya. Nice story ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini bagian dari impian ya Mbak :)
      Makasih dah mampir :)

      Hapus
  7. Seandainya saja semua calon pemimpin juga wakil rakyat seperti ini di tahun 2014 nanti..*ngareb.com

    BalasHapus
    Balasan

    1. Iya, Mbak Ade. Kita lihat aja Mbak :)
      makasiiih...:)

      Hapus
  8. ini pemimpin yang diimpikan siapa pun.
    Setia dengan janji.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup. Pemimpin idaman ya. :)
      Makasih dah mampir :)

      Hapus
  9. Subhanallah, puk puk...max yg hebat...

    BalasHapus
  10. Pemimpin sekarang mah janji doang kyknya

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...