Minggu, 19 Januari 2020

Ada Apa Dengan Kerapu Karang?



"Aku diserbu badai kemalasan. Malas ngapa-ngapain," kata Kerapu Karang dari jendela.

"Tidur. Tidur. Tidur. Itu resepnya."

Matahari sepenggalah, ketika Kepiting Sawah melewati rumah Kerapu Karang. Dari tepi jendela ia melihat sepupunya dengan penampilan acak-acakan.

"Ceritakan padaku."

"Semua mood hilang."

"Termasuk bicara denganku?"

Kerapu Karang tidak menjawab.
Kepiting Sawah duduk di tepi jendela, menunggu sepupunya bicara.

"Semoga kau segera baik-baik saja," kata Kepiting Sawah setelah lama mereka dicekam hening.

"Aku akan sedih kalau kau tidak baik-baik saja." Kepiting Sawah menatap sepupunya yang mematung.

"Kerapu Karang?"

Tak ada jawaban.

"Kerapu Karang?"

Kerapu Karang tetap diam.

"Kerapu Karang?"

Kepiting Sawah menganjur napas.

"Baiklah kalau begitu...." kata Kepiting Sawah. Ada yang terasa menyumbati tenggorokannya.
Dia menatap sepupunya sejenak, kemudian pergi dengan mata berkaca-kaca.

Sepanjang jalan ia merenungkan apa yang terjadi dengan sepupunya. Ada satu kemungkinan yang menjadi dugaannya, adalah jatuh cinta kemudian patah hati yang membuat seseorang dilanda kemalasan. Apakah itu yang terjadi dengan sepupunya?

Kepiting Sawah sekali lagi menoleh ke jendela sepupunya yang sudah jauh di belakang sana. Sejenak ia memejam sambil menghela napas panjang, sebelum akhirnya  meneruskan perjalanan pulang.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...