Senin, 08 Agustus 2011

Bintang-Bintang Zaid

Bismillahirrahmanirrahim

Sejak masuk sekolah lagi, hari kamis kemarin, saya tidak lagi menyiapkan hadiah berbungkus kado untuk Zaid seperti kemarin-kemarin. Zaid juga tidak lagi mengeluh tentang waktu berbuka yang lama. Bahkan saat saya tanya “Mau berbuka dengan apa?” dia menjawab “Apa saja yang penting makan.”
Saat menunggu berbuka, dia menggelar tikar kecil di depan rumah, lalu berbaring di sana bersama mobil-mobilannya.
Ketika ada temannya lewat dia buru-buru mengambil sepedanya dan mengayuh dengan semangat. Lalu saat pulang dia antusias bercerita tentang beberapa temannya yang makan dan minum sambil naik sepeda.
“Kamu pengen?” tanya saya
“Iya, tapi aku kan puasa” jawabnya polos.
“Hebat, Zaid bisa sabar menahan keinginan.” Ucap saya sambil memeluknya.
“Zaid sudah pinter ya belajar puasanya?” kata saya lagi, tapi tiba-tiba dia melepaskan diri dari pelukan saya,
“Lho? Aku kan puasanya bukan belajar, tapi puasa beneran.” Saya tersenyum.
“Oh iya, maaf. Zaid puasa beneran.”
“Eh, bintangku sudah lima.” Celetuknya tiba-tiba.
Ya, meskipun saya tidak selalu menyediakan  hadiah berbungkus kado, tapi saya tetap bertanya padanya setiap habis maghrib, mau bintang warna apa hari ini? Bintang-bintang itu ditempel di pintu, sebagai tanda puasa Zaid. Dan saya berharap itu akan menjadi kenangan yang indah dan Ramadhan menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Seperti jaman saya kecil dulu.

3 komentar:

  1. pinter ih puasanya .. fauzan baru sampe dhuhur, trus disambung lagi sampe maghrib :D.

    BalasHapus
  2. subhanallah...bang Zaid pinter amat yak.bundanya pinter banget ndidiknya.mbak brina, nderek nyonto carane ngajari putrane ya...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...