Senin, 14 April 2014

Perihal Nama Tokoh dalam Novel PING! A Message from Borneo

Nostalgia ketika nulis duet bareng Mbak Riawani Elyta nih.
Ketika kami sepakat dengan bagian masing-masing. Maka hak masing-masing penulis untuk memberi nama. Nama-nama tokoh manusia adalah nama dari Mbak Riawani Elyta. Molly, Archi, Andrea, Nick, dll. Sedangkan nama orangutan dari saya (Shabrina Ws).

Bagi saya, membuat fabel, yang bercerita dari sudut hewan, sebenarnya nama menjadi hal yang bisa penting bisa tidak. Fabel yang berhasil, terutama yang untuk remaja ke atas, adalah ketika dibaca, pembaca merasa bahwa yang bertutur adalah binatang, bukan manusia. Menulisnyapun harus dibatasi hal-hal yang kira-kira sebatas itulah pengetahuan si binatang.

Maka, dalam novel orangutan ini, pada bagian pov binatangnya pun, nama pada akhirnya menjadi hal penting. Karena si aku akan menyebut tokoh-tokoh terdekat dalam hidupnya.
Saya butuh waktu lama, untuk menemukan nama yang pas, yang kira-kira bisa diselipkan dari sudut pandang binatang. Perihal nama, tentu saja kita tidak pernah mengerti bagaimana para binatang memberikan pada anak-anaknya.

Seperti yang sudah saya ceritakan. Bahwa untuk menulis dari pov binatang, saya mengumpulkan puluhan foto orangutan dalam berbagai pose. Saya amati setiap hari. Saya kumpulkan data-data, tentang gerak-geriknya. Antara foto-foto yang terkumpul, berita yang pernah saya lihat di televisi, artikel-artikel tentang orangutan, pengetahuan tentang pohon, ingatan-ingatan masa kecil perihal aroma hutan, semua saya kumpulkan, lalu saya endapkan. Semua bahan itu, kemudian saya olah menjadi tutur, gerak, tingkah laku, perasaan dan tentu saja nama.

Maka, ketika kata Ping hadir dalam kepala saya, menyusul kemudian, Pong, Peng, Pung, Pang. Saya lalu berpikir, ini hal yang bisa diselipkan dalam fiksi, bahwa dalam kelompok orangutan, meraka akan menamai keturunan mereka sesuai huruf awal. Bing, Bong, Sing, Song, Ying, Yang, dan seterusnya.

Ping sendiri bisa jadi punya bapak yang bernama Pong atau Pang, atau ibu yang bernama Peng.
Lalu Jong. Awalnya Jong ini bernama Pong. Agak ragu dengan nama itu. Sampai Mbak Riawani mengingatkan, kalau mereka bukan saudara kandung.

Memang benar, bisa saja seperti manusia bahwa binatang kebetulan punya nama sama. Tapi dalam fiksi kebetulan sebisa mungkin disingkirkan. Maka, saya ucapkan berulang-ulang beberapa kata, hingga sreg dengan nama Jong. Ibunya bernama Jing, bapaknya bernama Hong.
Jadi nama Jong mengikuti garis nama dari ibunya.

Lalu, kenapa ketika ditemukan manusia bernama Karo? Karena Karo adalah nama pemberian manusia, yakni orang-orang di kelompok penyelamatan satwa. Dan meskipun berulang-ulang Ping mendapat panggilan Karo, namun dia tahu bahwa dia bernama Ping, nama dari ibunya.

Begitulah proses pencarian hingga penemuan nama orangutan di novel PING A Message from Borneo. Bukan nama yang asal ambil, atau asal mampir ke kepala. Tapi membutuhkan renungan.

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...