Menanti hujan
entah kapan reda
kulupakan setiap wajahmu
yang pernah tiba
pada setiap baris hujan
yang jatuh. mengetuk-ketuk
detak sepiku, senyummu pula
menulis baris itu jadi kalimat
-cuaca khianat-
pada setiap kalimat hujan
yang kubaca sebagai genangan
seperti mengantar kenangan
ketika rumah-rumah jadi perahu
orang-orang sebagai pelepah
mengarung. melarung...
barangkali baris-baris hujan
yang kini telah jadi kalimat
seperti sedang membaca
tubuhku yang hanyut
entah kemana
Satu lagi buku kumpulan puisi yang saya beli beberapa bulan yang lalu. Dan masih tentang hujan. Pada Setiap Baris Hujan-nya Isbedy Stiawan ZS.
Buku ini terbit tahun 2008 dan berisi 53 puisi.
Ini kumpulan puisi yang pas dibaca saat hujan mericik di halaman. Apalagi menjelang senja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar