Jumat, 29 Maret 2019
Tentang Ingatan
Suatu hari, saya bercerita pada teman saya perihal sesuatu yang saya simpan. Beberapa foto, potongan percakapan, selimut saat balita, anting sewaktu SD hingga pohon salam dari kampung yang sengaja saya tanam di dekat jendela.
"Tiap metik, aku selalu ingat saat disuruh ibu ngambilin daun salam. Bahkan aku ingat aroma udara dan lembut matahari sore saat itu," kata saya.
"Aku juga membawa beberapa bunga pinus dan daun cengkih. Sesekali kubuka dan aku merasakan aroma kampung," saya menyambung cerita.
"Ya yang begitu itu yang membuat susah move on," sahut teman saya.
"Hal-hal di atas 'kan bukan sesuatu yang harus dimove-on-i," saya membantah.
Jadi, ketika suatu hari teman saya mengganti foto profilnya, saya ingat kapan foto itu diambil.
"Sore hari, selepas hujan, sebelum acara pada suatu malam."
"Bukan. Itu tengah malam, saat orang-orang sedang tidur."
Saya maklum kadang dia pelupa. Tetapi saya percaya pada ingatan saya yang kadang detail menangkap peristiwa-peristiwa tertentu.
Dan percakapan pagi itu ditutup dengan sebait sajak yang dia buat spontan:
Nanti Setelah Aku Lupa
Ingatkan aku
Ada seorang teman yang selalu mengingatkan kala lupa
Ingatkan aku
Ada lupa yang tak seharusnya kita lupakan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar