Minggu, 09 Januari 2011

Pelari Cilik


Pelari cilik, adalah novel pertama saya yang terbit eh yang kedua sih, setelah Kerlip Bintang-Bintang (naskah lomba depag RI 2003)
Meski harus menunggu lamaaa banget untuk lahiran, tapi Alhamdulillah indah juga pada waktunya.
Terima kasih buat pembaca, terima kasih juga buat semua komentarnya, dan juga buat teman-teman yang sudah memberikan sepiring kue Lezat Untuk Sri: mbak Ria, Mahmud, Mbak Fita, fauzan yang udah ngirim photo, Iffah, mbak Qodriea, mbak Nurul, mbak Ella, mbak Qonita, Eva, bu Lingga, Julian,mbak Heni, mbak Vanda... juga sms-sms dan email yang sudah saya terima.
Sepiring kata Dari Mahmud Jauhari Ali
catatan MJA
oleh Mahmud Jauhari Ali Full pada 31 Oktober 2010 jam 6:13
Ada Gadis Kecil Berkaki Kuda di Tubuhnya
: para pejuang di rimba dunia
aku terperangah menatap wujudnya tengadah
juga oleh selimut kuningnya di alas tidurku yang merekah lebar
kurobek selimutnya itu perlahan sambil menyusuri udara senja
pandanganku seketika menari
ya, menari di atas lembar parasnya yang mengoda sangat
kuusap-usap dan kulihat lekat-lekat
terlihat ada serentetan kata di kulit parasnya itu
yang terlukis serupa deretan jasminum sambac pagi hari
kubaca-baca perlahan dengan mata yang tersenyum
dan, terlihat peluh berjatuhan di dalam tubuhnya
ya, isi tubuhnya berkata padaku,
“Ada anak-anak berlari kencang di sana
yang lain tertinggal
dan yang unggul ialah tokoh sentral dalam cerita ini.”
Sri-was-ti
itulah nama sang tokoh sentral di tiap jengkal organ dalamnya
aku menyimak tatkala jantungnya, otaknya, juga hatinya berkisah,
“dia berlari penuh semangat
menjuakkan cita-citanya ke langit lepas.
lomba demi lomba dia menangi
hingga 7 kilometer akan dia susuri dengan berlari
dari rumah ke tempat cita-citanya yang pertama itu."
bocah itu berlari seperti menarik tanganku untuk bangkit dari tidur
ah!
aku jadi malu padanya yang berpeluh, bersemangat baja, dan bersayap permata
Tanah Bornoe, 29 Oktober 2010
Sepiring kata Dari mbak Riawani Elyta:
Fiksi Anak : Tak perlu banyak spektrum warna
oleh Riawani Elyta pada 31 Desember 2010 jam 9:31
Judul : Pelari Cilik
Penulis : Shabrina WS
Penerbit : Bestari Kids
Spektrum warna yang umumnya menyebar di fiksi anak memang gak serame warna pelangi, kalo gak mono warna, alias didominasi unsur kebaikan, ya dwi warna, hitam dan putih. Ada tokoh baik, ada tokoh jahat. Namanya juga dunia anak-anak, dunia mereka memang gak perlu direcoki hal aneh-aneh, meski pada kenyataannya, jaman sekarang ini sering banget denger berita aneh-aneh yang melibatkan anak-anak baik dalam kapasitas sebagai pelaku ato korbannya (gak usah dibahas deh mpok, itu bagian wartawan koran aja^^).
Sekarang mendingan kita ngomongin Si Pelari Cilik, judul novel temenku mbak Sabrina WS. Ini novel anak yang mengurai satu spektrum warna, yaitu cerita yang didominasi unsur kebaikan dan pesan-pesan moral. Satu pesan moral yang paling menonjol adalah, bahwa dengan usaha dan kerja keras, maka apapun rintangan akan bisa terpatahkan dan kesuksesan bukan hal mustahil untuk digapai.
Itulah yang dilakukan Sri, tokoh utama novel ini yang berusaha keras untuk bisa memenangkan lomba lari ditengah keterbatasannya, namun termotivasi oleh keinginannya memperoleh bea siswa membuat Sri tak pernah lelah dan putus asa untuk mencapai impiannya.
Ditengah begitu banyak warna buram yang merecoki dunia anak sekarang ini, yang terkadang hadirkan kebingungan di benak polos anak-anak kita, kehadiran Pelari Cilik bisa jadi penambah koleksi bacaan yang bermuatan positif, karena muatan inilah yang paling mudah diserap oleh pikiran anak-anak. Muatan yang juga insya Allah terpahami dengan mudah lewat tutur bahasa yang simpel dan mengalir.
Buat sahabatku mbak Eni Sabrina, mataku nyaris gerimis oleh pesan untuk anakmu di akhir novelmu : Jangan pernah takut berlari, Nak, asal kamu hati-hati, kamu tidak akan jatuh.
Khas mbak Eni, sederhana, namun kedalamannya menyentuh hingga ke dasar.
Semoga tambah produktif dengan torehan karya-karyanya, sahabatku....teruslah berlari!
Sepiring kata dari mbak Fita chakra, resensi dimuat di kompas anak
Sri wasti ingin sekali melanjutkan sekolah.tetapi ia juga tahu, bapak dan emaknya tak sanggup membiayai sekolahnya kelak.Dia harus mencari cara agar dapat sekolah tanpa membebani orang tuanya. Baginya selalu ada jalan asal mau berdoa dan berusaha.
Ketika mengetahui bahwa salah satu cara untuk mendapatkan beasiswa adalah dengan memenangkan lomba lari,Sri berusaha agar dapat mengikuti lomba itu. Padahal tidak semua murid bisa mengikutinya. Lomba lari hanya dapat diikuti oleh murid kelas tiga sampai kelas lima.sementara murid kelas enam seperti Sri tidak diperkenankan ikut lomba karena harus belajar untuk ujian.
untuk dapat meraih mimpinya ternyata Sri harus melewati berbagai cobaan. Menjelang lomba lari kakinya terluka dan sepatunya yang butut rusak.Bahkan ada kabar yang membuatnya risau bahwa tak ada beasiswa bagi pemenang lomba lari
Tentu saja kejadian-kejadian tersebut membuatnya cemas.tetapi dari semua hal yang terjadi dia tahu banyak orang terdekatnya yang menyayangi dan mendukungnya. Mereka tteap akan menyayanginya apapun yang terjadi.Apakah Sri wasti akan menyerah begitu saja? apa yang akan dilakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...