Kamis, 31 Januari 2013

KISS




Kiss selesai di penghujung Januari. Awalnya rada tersendat bacanya, karena Urfa selalu minta kalau saya pegang buku itu. Dia suka banget dengan gambar sandal kembang-kembang yang ada di kovernya.
Kiss adalah kisah indah seputar santri, yang merupakan pengalaman Mbak Binta sewaktu di pesantren Langitan.
Membaca Kiss –sebagai orang  yang nggak pernah mengeyam dunia pesantren--  rasanya seperti mengintip kehidupan yang kaya cerita. Ya, kalaupun saya pernah di asrama  selama satu tahun itu karena kewajiban. Peraturannya enggak ketat. Boleh kemana aja pokoknya nggak melebihi jam malam. Kalau perkara antri, sepertinya di mana-mana sama saja. Tapi yang paling seru adalah di masing-masing gedung juga disediakan televisi yang jadi santapan manis bagi pecinta bola saat Piala Dunia 2002) :D. Itu kisah saya, eh tapi setelah angkatan saya nggak disediakan televisi lagi. :D
Di Kiss, Mbak Binta menulis dengan gaya bertutur yang khas. Mbak Binta banget deh pokoknya. Kalau buku ini dibaca bagi yang pernah mukim di pesantren sepertinya akan bilang “Wah, ini kan aku banget!”. Dan kalau dibaca orang yang nggak pernah menapakkan kaki di pelataran pesantren ini seperti jendela, tempat melongokkan kepala, ada apa sih sebenarnya di sana. Seperti apa sih hari-hari mereka.
Kalau di kovernya tertulis: Lucu! Inspiratif! Penuh hikmah! Itu emang nggak salah. Di halaman-halaman tertentu saya  spontan tersenyum sendiri, seperti pada judul “Password” ada kalimat, “Mbaaak…mangga sedanten!” (yang artinya: Mbak mari silakan semua) sambil menggelar makanan kiriman atau oleh-oleh dari rumah. Saya juga tertawa saat sampai pada judul ‘Jas jus’ dan termenung di ‘Pada Sebuah Tangga Hotel’.
Selain kisah Mbak Binta,  ada juga beberapa kisah lain, seperti kisah Awy Ameer Qolawun di Ribath atau Masyru’ Almaliky Rusaifah- Makkah, kisah Mbak Jazimah Almuhyi yang bercerita tentang Kyai beliau yang demokratis, dan Muhammad Rasyid Ridho yang bercerita tentang Srigala (wuih). Tulisan lain yang membuat saya nggak bisa nahan tawa adalah, kisah Asheeq Mustafa yang mendapat gelar ‘Killer’, yang ternyata ampuh seratus persen untuk menurunkan simpati massa saat kampanye. Ckckck!
 Ohya, selain kisahnya yang beragam, di buku ini juga banyak kata-kata tercetak miring yang membuat saya harus rajin nengok catatan kaki.:)
Selamat buat Mbak Binta Almamba atas lahirnya KISS. Seneng bisa membaca kisah-kisah di buku ini, semoga laris manis dan melahirkan kebaikan berlipat ya. :)

5 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...