Tiba-tiba saya merenung
memegang dua buah majalah dan sebuah novel yang datang di bulan Maret ini. Tiga
tulisan yang masing-masing saya tulis di tahun yang berbeda namun muncul di
tahun dan bulan yang sama.
Sebuah novel dengan judul
“Always be in Your Heart” pemenang
ketiga lomba romance Qanita-Mizan. Novel dengan setting Lorosa’e sebelum dan
pasca referendum Timor timur 1999. Ide awalnya untuk fabel tentang dua ekor
anjing Lon dan Royo. Tapi karena waktu itu ada lomba romance, jadi diperkuat
sisi romance-nya, maka hadirlah Marsela
dan Juanito. Tapi, Lon dan Royo tetap menjadi tokoh penting, meskipun sudut
pandang hewan hanya di prolog dan epilog. (Ditulis tahun 2012)
Kedua, cerbung “Ruang Cinta yang Kujaga” yang dimuat di
majalah Story. Tentang seekor harimau dan pemuda yang suka bertualang. Ini duet
dengan Julian, fabel harimau putih. (Ditulis tahun 2010)
Ketiga, cerpen “Lelaki Berwajah Tembaga” yang dimuat di
majalah Embun. Berkisah tentang seorang lelaki tua pembuat batu bata dan
kucingnya yang bernama Lempung. Bercerita dari sudut pandang kucing. (Ditulis
tahun 2011)
Satu yang sama dari
ketiganya, yaitu ide awalnya semua ada hewannya!
Ya, menulis memang
seperti menanam. Masing-masing pohon punya masa sendiri-sendiri untuk berbuah
dan siap dipanen. Kalau dibayangkan masa yang panjang itu memang terasa ngelangut. Tapi semua penantian dan proses
itu rasanya terbayar saat tulisan itu satu persatu menemukan jodohnya. Pada
akhirnya, proses menjadi dongeng indah untuk selalu diceritakan berulang-ulang.
Bahkan dijadikan mantra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar