“Jika, saya tidak dapat
memperbaiki ekonomi kota, saya berjanji akan menyerahkan seluruh kekayaan saya,
dan pergi dari kota ini.”
Jenny menatap kaset di tangannya. Suara itu masih tersimpan
di sana, meski kini benda itu tak bisa diputar lagi.
Dulu, dia selalu merekam suara-suara Max saat kampanye. Pada
awalnya dia keberatan suaminya mencalonkan diri sebagai wali kota. “Aku tak mau
kau terjebak gelimang dunia Max,” begitu ucapnya.
“Menjadi wali kota bukan untuk menumpuk harta Jenny. Tapi
meletakkan tanggungjawab sebesar gunung di pundak kanan dan kiri kita.”
“Coba ulangi kata-katamu, Max.” Begitu pada awalnya, Jenny
merekam janji suaminya. “Jika kau menyimpang, maka aku orang pertama yang akan
menegurmu. Jika kau lupa, maka suara-suara ini yang akan mengingatkanmu.”
Hingga, ketika masa pemerintahan itu berakhir, Max
mengumpulkan penduduk di alun-alun kota. Dia meminta maaf karena telah gagal.
Maka, peristiwa itu menjadi sejarah baru. Mantan wali kota pergi hanya dengan
pakaian melekat di badan. Banyak yang menangisi, mengharapkan Max
mencalonkan kembali. Tapi bagi lelaki itu, janji haruslah ditepati.
Maka, sejak hari itu, kaset-kaset berisi suara Max, tersimpan
di museum kota. Tapi Jenny sempat meminta satu. Dia menyimpannya sebagai harta berharga, yang disebut kenangan.
“Maafkan aku ya?”
Jenny menoleh, menatap lelaki berambut abu-abu yang entah
sejak kapan berdiri di sampingnya. “Tidak ada yang perlu dimaafkan, Max. Aku tak
pernah menyesal mencintaimu.”
Max tersenyum. Dia ingat, kalimat Jenny selalu persis,
seperti yang ikut terekam di kaset itu.
*pertama kalinya ikut FF nih :)
suka!
BalasHapusini mestinya dibaca banyak pemimpin kita nih. :D
Ada yang berani kampanye gitu gak ya? :)
HapusMakasih udah mampir
harusnya sih ada!!
Hapusharusnya!
tapi pernah ada satu pejabat di indonesia yg akhirnya mundur karena beliau ndak merasa ada kemajuan selama kepemimpinannya deh. ;)
:) :)
Hapusamanah memimpin itu memang berat ya.
lain daripada yg lain...
BalasHapusHalo Mbak Hani,
HapusMakasih ya udah mampir :)
idenya "di luar kotak". Keren!
BalasHapusMakasih sudah mampir :)
HapusBagus urutan ceritanya, suka juga :D
BalasHapusIdenya keren nih.
BalasHapusGak pake acara bunuh2an kayak FF saya, hiks :(
Ending Mbak takterduga, suasananya juga dapet.
HapusMakasih sudha mampir :)
Yihaaaa.. Mba Shab ikutan FF juga niiy... lumayan mba refreshing :D
BalasHapusBelajar ini Mbak Ley :)
HapusSuwun dah mampir :)
harusnya pemimpin yg baik begitu ya. Nice story ;)
BalasHapusIni bagian dari impian ya Mbak :)
HapusMakasih dah mampir :)
Seandainya saja semua calon pemimpin juga wakil rakyat seperti ini di tahun 2014 nanti..*ngareb.com
BalasHapus
HapusIya, Mbak Ade. Kita lihat aja Mbak :)
makasiiih...:)
ini pemimpin yang diimpikan siapa pun.
BalasHapusSetia dengan janji.
Yup. Pemimpin idaman ya. :)
HapusMakasih dah mampir :)
wew, aku suka yg kayak gini
BalasHapusSubhanallah, puk puk...max yg hebat...
BalasHapusPemimpin sekarang mah janji doang kyknya
BalasHapus