Senin, 17 Maret 2014

Cita-Cita Menjadi....



Omong-omong yang ngerasa sebagai generasi 90-an (sebenarnya untuk semua sih) pernah nggak nulis biodata diri, di buku-buku milik teman? Atau baca biodata di rubrik sahabat pena di majalah-majalah remaja. Ya isinya, nama, alamat, hobby, makanan dan minuman favorit sampai cita-cita tentunya.
Nah cita-cita ini yang paling banyak saya temui adalah:
“Menjadi orang yang berguna bagi negara, nusa, bangsa dan agama.”

Beberapa tahun kemudian, tepatnya akhir-akhir ini, banyak sekali media ngomongin tentang pemilu. Iyalah kan tinggal menghitung hari lagi. Pagi tadi aja lihat beberapa chanel TV isinya kebanyakan nyiarin tentang kampanye terbuka kemarin.
Di media sosial juga lagi rame. Ada juga yang ngomongin golput. Kalau dilihat sekilas sih golput ini terlihat netral. “Gue mah netral aja” begitu kata teman saya. Ada juga yang katanya biar adil masuk aja ke TPS dan contreng semua. Hahaha…ada-ada saja.

Sebagai rakyat biasa seperti saya, yang juga berusaha netral, sebenarnya tidak benar-benar netra juga sih. Karena dalam hati saya juga punya kecenderungan. Pernah juga mikir, lebih baik golput aja. Ngapain susah-susah mikir mau pilih mana? Atau contreng asa-asalan aja entar setelah lihat-lihat di dalam kotak TPS.
Tapi, tentu saja ada yang lebih baik daripada sekadar  seperti itu kan? 

Sebagai orang yang lahir, besar dan hidup di tanah Indonesia, yang belum memberi apa-apa pada Negara ini, paling tidak saya mengambil bagian terkecil yang pada akhirnya menjadi bagian terpenting dari perjalanan negeri ini. Dan, saya pikir, menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan Negara bisa dimulai dari hal yang paling mungkin kita lakukan dengan berpartisipasi dalam pemilu. Nggak harus jadi caleg, nggak harus jadi panitia. Cukup menggunakan hak suara saja.

Memang kelihatannya sepele. Apa sih artinya satu suara? Ya kalau yang golput hanya satu orang sih nggak ngaruh. Tapi kalau banyak yang berpikir begitu? Atau ada juga yang mikir, Negara nggak ngasih apapun pada saya. Dari pemilu presiden ini sampai presiden itu, saya tetep begini-begini saja. Nggak ada perubahan. Atau, ada juga yang bilang, cuma nguntungin calegnya doank,  hidup saya nggak pernah terpengaruh oleh politik negeri ini. Bahkan ada yang awalnya sangat peduli karena begitu percaya namun dikecewakan oleh wakil yang dipilihnya, jadinya sudah nggak mau tahu. 

Yaah, maklum, karena nyatanya memang begitu sih. Katanya kan orang itu yang dipegang omongannya. Musim kampanye gini, semua janji serasa gula. Gambar-gambar caleg punya senyum madu. Tapi insya Allah di antara banyaknya caleg-caleg itu ada yang amanah. Ada yang benar-benar berjuang. 
Demi kepentingan pribadi, kepentingan golongan ataupun kepentingan rakyat, ada satu hal yang nggak boleh kita lupakan. Mereka-mereka, beliau-beliau yang duduk di kursi empuk itu, bisa ada di sana dengan suara, karena dipilih. Tidak ujug-ujug alias tiba-tiba kan? Jadi, penting enggak penting, peduli atau tidak, salah satunya cara menjadi orang yang beguna bagi Negara ya dengan menggunakan hak  kita. Datang ke TPS dan menitipkan satu suara kita pada orang yang kita percaya.

Ah, kalau  lihat janji semua bagus, jadi bingung. Ya dipelajari latar belakang. Ditelusuri jejaknya. Pun, setelah memilih nggak selesai di situ aja. Kita masih punya satu lagi, yaitu mengawal dengan doa. Kita doakan caleg atau partai yang kita percaya membawa suara kita, semoga kelak bisa menjadi wakil yang amanah, dan selalu menyadari bahwa mereka duduk di atas suara-suara rakyat, yang pertanggungjawabannya tidak hanya di dunia, tapi juga di akherat.


Sidoarjo Maret 2014


5 komentar:

  1. aku masih belum ada gambaran siapa yang bakal aku pilih :( terlalu banyak yang menebar pencitraan di media.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pastinya semua menawarkan janji yang bagus-bagus ya :D

      Hapus
  2. hmm...satu suara sangat besar pengaruhnya, kalau menurutku. Insyaallah lebih baik milih dari pada golput. Minimal yang kepilih agak bersihan dikit, haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Milih dan juga berdoa, semoga pilihan kita nggak salah. :)

      Hapus
  3. “Menjadi orang yang berguna bagi negara, nusa, bangsa dan agama.”

    hehe... khas banget di jaman dulu, alias belum tahu cita-citanya mau jadi apa ...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...