Jumat, 13 Mei 2016

The CATCHER in the RYE






Saya nggak mencari info tentang buku ini sebelum beli.  Jadi, ketika pesanan datang dan membalik bagian sampul belakang, agak kaget juga karena tidak menemui synopsis. Melainkan, satu kalimat pendek; Mengapa buku ini disukai pembunuh?

Byuh. Jadi, saya menyisihkan buku itu dari daftar baca. Sebenarnya nggak benar-benar menyisihkan sih, saya baca dua halaman pertama dan menaruh di rak berbulan-bulan.

Begitulah, hingga akhirnya saya penasaran juga, dan membacanya sampai selesai. Jadi, The CATCHER in the RYE:




-Pertama terbit tahun 1951
-Salah satu dari seratus buku terbaik sepanjang masa, menurut Time.
-Pernah dilarang beredar di sekolah-sekolah, meskipun pada akhirnya ini menjadi banyak bacaan favorit guru-guru di Amerika.
-Penuh kata-kata umpatan dan semacam itulah.
-Disukai para pembunuh, katanya.
-Sudah terjual lebih dari 10 juta eksemplar.
-Penulisnya tak mau novel ini diadaptasi ke film.
-Dituturkan  dari sudut pandang orang pertama –Holden Caulfield— kita seperti mendengarkan  cerita remaja 16 tahun yang dikeluarkan dari sekolahnya, dan kebingungan saat mau pulang ke rumah. Holden membenci banyak hal. Dia menuturkan secara blak-blakan. Menurutnya banyak hal adalah palsu, dan banyak orang yang ditemuinya begitu munafik.  Holden selalu mengumpat, meskipun seringnya itu dilakukan dalam hati. Karena sewaktu bercakap dengan seseorang dia bisa membelokkan dengan manis dan membuat lawan bicaranya terkesima.
-Hampir sampai di tengah-tengah dan buku ini masih bersih. Kertas catatan saya baru bertuliskan, “Hidup adalah permainan dan semua orang harus taat aturan.”
-Ada satu tokoh bernama Jane. Dia teman lama Holden yang waktu kecil sering main dam-daman bersama. Tapi ternyata, kisahnya tak seperti yang saya harapkan.
-Nah, akhirnya sampailah pada bagian Holden bertemu Phoebe (adik kandungnya). Bagian ini, memberi banyak jawaban atas pertanyaan tentang Holden. Mengharukan sekaligus, manis. Sungguh. Holden bahkan bilang, “Apabila seseorang paling tidak mendengarkanmu, semuanya tidak terlalu menyedihkan.”
-Ketika Holden merasa semua hal di dunia ini menyedihkan dan membuatnya  putus asa, berdiri di bawah guyuran hujan deras dan melihat Phoebe yang terpingkal-pingkal menaiki komidi putar, saat itulah Holden merasa sangat bahagia.
-Dan, inilah kalimat penutup dari cerite Holden; Begitu kalian bercerita, kalian akan mulai merasa merindukan orang lain.
-Quote dari Wilhem Stekel: Mereka yang belum dewasa adalah yang bersedia mati demi memperjuangkan satu hal. Sementara mereka yang dewasa justru bersedia hidup dengan rendah hati untuk memperjuangkan hal itu.

Judul: The Catcher In the Rye
Penulis: J.D. Salinger.
Penerjemah: Gita Widya Laksmini
Penerbit: Banana
Cetakan ketiga Juni 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...