Point of View menjawab
pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini? Bagaimana kisah tersebut
diceritakan.
Dalam
kesusastraan masalah siapa atau apa tak begitu penting. Yang terpenting
adalah bagimana
Point of view
memang hanya masalah siapa yang bercerita. Tetapi ketentuan yang dipilih oleh
pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Sebab watak dan
kepribadian si pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan pada
pembaca.
Tiap orang punya pandangan
hidup, intelegensi, kepercayaan, temperamen yang berbeda-beda. Dengan begitu,
penentuan pengarang tentang soal siapa yang akan menceritakan kisah, menentukan
ujud cerita.
Point of view pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut
pandangan yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Dalam hal
ini harus dibedakan dengan pandangan pengarang sebagai pribadi, sebab sebuah
cerita (cerpen atau novel) pada dasarnya adalah pandangan pengarang terhadap kehidupan.
Suara pribadi pengarang jelas akan masuk ke dalam karyanya. Dan ini lazim
disebut gaya pengarang.
Sedangkan point of view menyangkut teknik bercerita saja. Yaitu soal bagaimana pandangan pribadi pengarang akan bisa diungkap sebaik-baiknya. Untuk itu ia harus memilih karakter mana yang disuruh bercerita.
Sekali lagi, pemilihan point of view amat penting, sebab akan menyangkut masalah seleksi terhadap kejadian-kejadian cerita yang akan disajikan. Menyangkut masalah kemana pembaca akan dibawa, menyangkut masalah kesadaran siapa yang akan dipaparkan.
Sedangkan point of view menyangkut teknik bercerita saja. Yaitu soal bagaimana pandangan pribadi pengarang akan bisa diungkap sebaik-baiknya. Untuk itu ia harus memilih karakter mana yang disuruh bercerita.
Sekali lagi, pemilihan point of view amat penting, sebab akan menyangkut masalah seleksi terhadap kejadian-kejadian cerita yang akan disajikan. Menyangkut masalah kemana pembaca akan dibawa, menyangkut masalah kesadaran siapa yang akan dipaparkan.
Ada 4 sudut pandang yang biasa
digunakan:
1.
Omniscient
point of view (sudut pandang penglihatan yang berkuasa) Pengarang menceritakan apa saja yang perlu
diceritakan. Ia bisa keluar masuk pikiran tokoh-tokohnya.
2.
Objective
point of view. Pengarang hanya menyuguhkan pandangan mata
atau menceritakan yang terjadi.
3.
Sudut pandang orang pertama. Aku. Seperti
menceritakan diri sendiri.
4.
Point
of view peninjau. Dia. Pengarang memilih salah satu tokoh untuk
diikuti.
*Disalin dari buku Menulis Cerita Pendek karya Jacob Sumardjo. Terbitan Balai Pustaka tahun 2004
Nggak paham sama yang Objective Point of View. Contohnya kayak gimana ya, Mbak?
BalasHapusKata Jacop Sumardjo, pengarang sama sekali tidak masuk ke pikiran tokoh. Pengarang hanya menceritakan yg terjadi. Seperti penonton.
Hapus