Selasa, 26 September 2017

#Sudut Pandang [Point of View]





                Point of View menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini? Bagaimana kisah tersebut diceritakan.
                Dalam kesusastraan masalah siapa atau apa tak begitu penting. Yang terpenting adalah bagimana
Point of view memang hanya masalah siapa yang bercerita. Tetapi ketentuan yang dipilih oleh pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Sebab watak dan kepribadian si pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan pada pembaca.
                Tiap orang punya pandangan hidup, intelegensi, kepercayaan, temperamen yang berbeda-beda. Dengan begitu, penentuan pengarang tentang soal siapa yang akan menceritakan kisah, menentukan ujud cerita.
                Point of view pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandangan yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Dalam hal ini harus dibedakan dengan pandangan pengarang sebagai pribadi, sebab sebuah cerita (cerpen atau novel) pada dasarnya adalah pandangan pengarang terhadap kehidupan. Suara pribadi pengarang jelas akan masuk ke dalam karyanya. Dan ini lazim disebut gaya pengarang. 

Sedangkan point of view menyangkut teknik bercerita saja. Yaitu soal bagaimana pandangan pribadi pengarang akan bisa diungkap sebaik-baiknya. Untuk itu ia harus memilih karakter mana yang disuruh bercerita.

Sekali lagi, pemilihan point of view amat penting, sebab akan menyangkut masalah seleksi terhadap kejadian-kejadian cerita yang akan disajikan. Menyangkut masalah kemana pembaca akan dibawa, menyangkut masalah kesadaran siapa yang akan dipaparkan.

Ada 4 sudut pandang yang biasa digunakan:
1.       Omniscient point of view (sudut pandang penglihatan yang berkuasa)  Pengarang menceritakan apa saja yang perlu diceritakan. Ia bisa keluar masuk pikiran tokoh-tokohnya.
2.      Objective point of view. Pengarang hanya menyuguhkan pandangan mata atau menceritakan yang terjadi.
3.       Sudut pandang orang pertama. Aku. Seperti menceritakan diri sendiri.
4.      Point of view peninjau. Dia. Pengarang memilih salah satu tokoh untuk diikuti.


    *Disalin dari buku Menulis Cerita Pendek karya Jacob Sumardjo. Terbitan Balai Pustaka tahun 2004

2 komentar:

  1. Nggak paham sama yang Objective Point of View. Contohnya kayak gimana ya, Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata Jacop Sumardjo, pengarang sama sekali tidak masuk ke pikiran tokoh. Pengarang hanya menceritakan yg terjadi. Seperti penonton.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...