Senin, 08 Juli 2019

Pertanyaan Kerapu Karang


"Kamu cerita apa ke temenmu. Sampe mereka mengintai tempat tinggalku?"

Pertanyaan Kerapu Karang pagi itu membuat Kepiting Sawah tercengang.

"Jangan gitulah!" kata Kerapu Karang lagi.

"Nggak ceritaaaaaaa!" Seru Kepiting Sawah dengan vokal 'a' yang panjang, berharap bisa meyakinkan.

"Sungguh!"
"Ngapain aku cerita-cerita?"
"Iih emang aku cerita apaaan?"
"Mungkin saja mereka melihatmu menarik tambang yang diikat ke pohon tempo hari."
Kalimat Kepiting Sawah sambung menyambung. Kerapu Karang hanya diam.

"Kau ngga percaya ya? Ya mungkin kau emang ngga pernah percaya sama aku.
Harus kubuktikan pakai apa juga ngga ada bukti.
Aku minta maaf. Sungguh."

Kepiting Sawah menunggu Kerapu Karang bicara. Tetapi tak ada jawaban apapun.

Hingga matahari sampai ke ubun-ubun. Hingga senja datang dan hilang.
Tidak ada suara Kerapu Karang.
Kepiting Sawah merunut kembali kesalahan apa yang telah dibuatnya. Dia berpikir hingga tertidur. Hingga malam menua dan dini hari tiba.

Kepiting Sawah ingin bertanya apakah Kerapu Karang marah? Tetapi dia tahu, kalau memang sepupunya itu ingin diam dia tak bisa memaksa bicara.

Jadi, Kepiting Sawah hanya melihat dari jauh tempat tinggal Kerapu Karang, menghela napas panjang, kemudian melakukan pekerjaannya sehari-hari.[]

3 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...