Rabu, 21 Agustus 2019

Jakarta Magrib


"Kamu langganan maxstream, iflix atau hoox nggak?" tanya Kerapu Karang.

"Enggak," jawab Kepiting Sawah.

Mereka baru saja membahas skor yang menyesakkan kemudian beralih ke film.

"Udah pernah nonton Jakarta Magrib?"

"Belum."

"Coba tonton."

"Gimana emang?"

"Ya bagus aja."

"Film udah lama kok."

"Jakarta magrib, aku jadi ingat Kalong Angus deh. Dia klo main di Jakarta malam hari selalu menang, trus kata BL karena dia kalong hahaha. " Kepiting Sawah mulai ngelantur.

"Tonton dulu tadi."

Dan karena penasaran Kepiting Sawah langsung melihat trailernya di youtub.

Jakarta Maghrib film tahun 2010.
Dibuka dengan suasa petang. Lalu lalang orang. Dan suara adzan yang tersendat-sendat. Pilu.

"Adzan itu tanda, sudah saatnya ngobrol sama Tuhan," kata pak Armen salah satu tokohnya.

Kalimat itu cukup membuat Kepiting Sawah mengunduh kembali hooq yang sudah lama dihapus dari ponselnya.

Ketika Kerapu Karang bertanya "Ada nggak?" Dia telah menyelesaikan film itu.

Jakarta Magrib adalah film omnibus. Terdiri dari enam plot. Iman Cuma ingin Nur, Adzan, Menunggu Aki, Jalan Pintas, Cerita Ivan dan Ba'da.

Kepiting Sawah paham kenapa Kerapu Karang mengatakan film itu bagus. Namun ketika sampai pada 'Cerita Ivan' hawa horor mulai terasa. Dan ketika sampai pada adegan penampakan dengan efek suara yang mendukung, Kepiting Sawah mulai curiga bahwa Kerapu Karang sedang mengerjainya.

Pasalnya pernah suatu hari sepupunya kirim viedo cewek cantik lalu tiba-tiba berubah jadi tayangan Susana.

"Aku hampir serem deh pas sampai Cerita Ivan," kata Kepiting Sawah.

Jakarta Magrib, menurut Kepiting Sawah adalah film yang sarat akan pesan. Potret masyarakat urban bagaimana mereka melalui ambang petangnya sendiri-sendiri.

Film 75 menit garapan Salman Aristo itu juga bertabur bintang. Indra Birowo, Widi Mulia, Asrul Dahlan, Reza Rahadian, Lukman Sardi, Agus Ringgo, Desta, Fanny, Adinia Wirasti dll.[] 

3 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...