Kamis, 14 November 2019

TAE GUK GI


Saya ingin menonton film tentang saudara, dan niatnya setelah beres kerjaan ingin nonton ulang Hear Me. Tetapi, satu pesan masuk ke WA.

"Tae Guk Gi. Film kakak adik. Pecahnya Korea menjadi selatan dan utara. Barusan yang ketiga kalinya nonton."

"Wooo tiga kali?"

"Tapi agak sadis."

Terlambat, pesan terakhir saya terima saat sudah nonton dan adegan sampai pada situsasi perang. "Ini bukan agak lagi, tapi ya beneran serem," kata saya dalam hati tanpa membalas pesannya. Saya bahkan nutup mata dan hanya berusaha baca dialog mereka.

Saya suka pembuka film ini. Lee Jin Seok, seorang lelaki tua, menerima telepon dari pengadilan perang Korea atas penemuan tulang belulang yang diduga dirinya.

"Tapi aku masih hidup...," sahutnya gemetar. "Apakah mungkin dia Jin Tae?" Jin Seok menyebut nama kakaknya dengan suara gemetar. Tetapi penelepon segera minta maaf karena mungkin salah orang.

Jin Seok menuju kamar, membuka sebuah bungkusan yang disimpan dalam lemari. Ia mengelus sepasang sepatu. Sepatu impiannya dulu. Yang dibuat oleh kakaknya 50 tahun lalu. Lima puluh tahun ia menyimpan dan menunggu pertemuan dengan kakaknya yang terpisah di tengah kecamuk perang.


Sepatu itu membawa alur mundur pada masa saat mereka remaja. Ketika kakaknya, Jin Tae, bekerja menjadi tukang semir untuk membiayai sekolah Jin Seok.

Ketika Jin Seok mengerjai kakaknya dengan menirukan suara "semir sepatu, semir sepatu," kemudian disambung adegan keduanya tertawa lepas dan kejar-kejaran di jalanan Korea.

Ketika Jin Seok menerima pulpen impian dari kakaknya.


Ketika lari mereka mendadak berhenti karena sepatu bagus di sebuah etalase. Kakaknya janji membuatkan sepatu seperti itu.

Ketika kakaknya membeli satu es krim untuk Jin Seok, karena uang tidak cukup dan pura-pura takut giginya rusak. Tetapi Jin Seok memaksa kakaknya menggigit lebih dulu. 




Adegan-adegan itu begitu natural dan menyentuh. Mengingatkan saya pada dua saudara yang keakraban mereka membuat saya iri.

Mengingatkan saya kapan terakhir kali kejar-kejaran dengan adik saya. Kekonyolan masa remaja dengan sahabat saya.

Baiklah, ini film perang. Dan adegan perangnya memang... ya, bagi saya mengerikan. Tetapi kisah persaudaraan Jin Seok dan Jin Tae benar-benar membuat lupa keseraman denting senjata itu.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...