Selesai!
Senang sekali bisa menyelesaikan membaca novel ini. Novel yang sejak covernya dipublish oleh penulisnya sudah mencuri hati saya.
Senang sekali bisa menyelesaikan membaca novel ini. Novel yang sejak covernya dipublish oleh penulisnya sudah mencuri hati saya.
Jika dalam Bersandarlah di Bahuku
Mbak Eni Martini bercerita tentang Nadia dan Wahyu yang dihadapkan pada kenyataan bahwa pernikahan
mereka sesungguhnya tak semudah yang mereka bayangkan. Maka, Rainbow, berkisah
tentang Keisha dan Akna, sepasang suami istri yang sedang mengecap manisnya
pernikahan.
“Kamu
itu bidadari tanpa sayap, Sayang. Maka dari itu aku datang diciptakan Tuhan
untuk menjadi sepasang sayap buatmu…”
Wanita
di belahan bumi mana yang tidak akan merebahkan hatinya pada laki-laki yang
datang dengan dua sayap untuk melindunginya? Wanita mana yang tak bersedia
untuk dipinang dan menempatkan semua impiannya, mejadi istri, menjadi ibu demi
lelaki seperti itu.
Itu kalimat-kalimat yang
berderet di sampul belakang novel Rainbow. Menarik kan?
Dan mari kita menuju ke bagian
pertama. Cumulus. Bagian yang
langsung membawa pembaca pada konflik kisah ini. Sebuah kecelakaan yang merenggut kaki Akna,
tepat di ulang tahun pertama pernikahan mereka. Pembukaan yang langsung ke
jantung. Jedder!
Peristiwa itu tidak hanya membuat
Akna kehilangan kakinya, tapi juga karier yang telah digenggamnya. Sementara
Keisha harus menghadapi segala hal yang terjadi pada kehidupan pernikahannya. Dia yang selama ini
berada di wilayah yang nyaman, harus menghadapi perubahan sikap suaminya yang
terpuruk. Di hadapannya tak ada lagi lelaki bersayap malaikat itu, yang ditemui
justru monster yang menyeramkan. Mertua yang terus menuntutnya untuk menjadi
istri sempurna. Di sisi lain, dia terseok-seok mempertahankan ekonomi
keluarganya.
Kisah yang membuat
mata saya perih, berkaca-kaca.
Novel yang inspiratif. Saya
menangkap tiga point yang saya catat.
1.Bahwa ada bermacam-macam ujian
dalam pernikahan. Pernikahan bukan hanya menyatukan dua senyum. Tapi juga
sama-sama menghapus air mata. Sama-sama memikul beban, sama-sama membalut
luka. Tidak lantas berlari jika salah
satu memunggungi.
2.Betapa kehadiran sahabat adalah
harta berharga yang tak bisa dinilai dengan rupiah. Memang, sahabat bukan
selalu orang yang seratus persen sama dan seiring sejalan. Seperti halnya Emi
yang barangkali justru memenjalani prinsip kehidupan yang bagi banyak orang akan menentangnya (termasuk saya), namun dia
selalu ada untuk Keisha. Atau juga Romi si Playboy botol kecap itu. Di sini,
sepertinya penulis ingin menyelipkan pesan bahwa tidak semua orang bersayap malaikat,
tapi tidak seluruh kepala manusia bertanduk setan. Semoga saja pesan ini
sampai ke pembaca.
3.Kalau di Coffee Memorynya Mbak
Riawani Elyta pembaca bisa mencuri ilmu bisni kafe, di Rainbow, kita bisa intip
bagaimana mengelola bisnis, toko online, hingga proposal pengajuan pinjaman.
Sebenarnya, mau dibawa kemana kisah
ini, tidak sulit untuk menebaknya. Bahwa akan ada pelangi setelah hujan,
seperti judulnya. Akan selalu ada kesempatan kedua, seperti yang tertulis di
sampaulnya. Namun, Mbak Eni membawa pembaca pada perenungan, jalan panjang,
berliku, terjal. Tak mudah berdiri tegak pada pekatnya mendung, derasnya hujan,
dan kencangnya badai.
Selamat Mbak Eni atas terbitnya
Rainbow. Semoga pesan-pesan dalam novel ini sampai pada pembaca. Dan laris
manis tentunya. Aamiin.
Judul: Rainbow
Penulis: Eni Martini
Penerbit: Elexmedia Komputindo
#31Hari Berbagi Bacaan
Widiiih... bisa baca buku cepet gitu, gak nulis ya mba? XD
BalasHapustauuu ajaa :)
Hapusboleh minjem mbak, hehe. Review yang manis :)
BalasHapusKapan ya ketemuan di sekolah gitu?
HapusSama2 menghapus airvmata, membalut luka dan tak berlari saat salah satu memunggungi. Suka ama kalimat ini. Suka resensinys yg keren
BalasHapusNulis efek dari baca :)
Hapusalamaak resensinya mak nyesss deh, makin mupeng aja sama buku ini. makasih mba
BalasHapusketinggalan klo blom baca :D
Hapussuka sama buku ini :D
BalasHapustos Mbak :)
HapusKomenku boleh lain sendiri ya? Untung dikau bilang jedder bukan jebret ;p
BalasHapusIyaaa, lain sampai tiga kolom hihihi iya untung bukang jebret :D
HapusKomenku boleh lain sendiri ya? Untung dikau bilang jedder bukan jebret ;p
BalasHapusKomenku boleh lain sendiri ya? Untung dikau bilang jedder bukan jebret ;p
BalasHapusmakasih mba Eni, Insaallah jadi semakin semangat menulis*Resensi yang menhidupkan
BalasHapusSama-sama Mbak. Ditunggu buku berikutnya :)
Hapus“Kamu itu bidadari tanpa sayap, Sayang. Maka dari itu aku datang diciptakan Tuhan untuk menjadi sepasang sayap buatmu…”
BalasHapussuka bangeet bagiaan yg ini,,simpeen ah buat istri :p
EPICENTRUM: Mampir ya kakaak :))
Wah tabungan kata2 tuh.
HapusIya, saya sudha beberapa kali mampir blog kamu. Makasih udah mampir ya :)
besok bakal muncul juga buku yang berjudul Lulu Ws,hehehe
BalasHapus