Sebuah pesan
panjang masuk ke layar ponsel saya. Dari Mbak Ella. Saya sedang dalam perjalanan
waktu itu. Hujan dan macet karena ada pohon tumbang menghalangi jalan. Namun,
pesan itu membuat saya rasanya ingin melompat.
“Selamaaaat.” Saya
mengetik satu kata. Sebelum akhirnya kami saling berbalas pesan.
Alhamdulillah. Naskah
Mbak Ella Sofa diterima di Elexmedia. Saya ikut terharu, deg-degan, merinding,
bahagia dan ingin memeluknya. Saya tahu bagaimana Mbak Ella menulis di
sela-sela mengasuh tiga putranya. Apalagi yang satu masih balita dan yang satu
masih bayi.
“Tapi harus
revisi” Begitu tulisnya di pesan yang entah ke berapa. Lalu pesan-pesan di
layar kami masih saling berbalasan.
Revisi bukan hal
menakutkan. Revisi adalah kesempatan yang berharga sebelum naskah itu menjelma
menjadi buku yang dilempar ke pasaran. Ketika menulis kata “tamat” kita merasa
lega luar biasa. Maka setelah jeda panjang dari menulis kata itu, kita akan
tahu, ada bagian yang harus ditambal sulam dari kisah yang kita rangkai. Dan
kadang, orang lain atau pembaca lebih cepat menemukannya daripada kita. Editor
yang meminta kita revisi, berarti menangkap bahwa naskah kita memang layak,
menarik dan memiliki peluang.
Dan tidak lama
kemudian, saya sudah melihat sampul novel ini di beranda saya. Haru lagi,
bahagia lagi, pengen lompat lagi.
Temui Aku di Syurga.
Adalah Malik dan
Yudho, dua sebaya dan nyaris serupa fisiknya. Namun nasib dan takdir mereka
berbeda. Malik adalah putra bungsu dari keluarga berada. Sementara Yudho adalah
pemuda berotak tidak meneruskan sekolah
dan harus berjuang untuk membantu kehidupan keluarganya yang serba kekurangan.
Takdir
mempertemukan mereka. Bersahabat karib layaknya saudara. Bahkan ketika Malik
jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Hesti, seorang santri yang sedang
belajar menghafal Alquran. Yudholah
tempat Malik bercerita.
Perjalanan
waktu, pada tikungan yang entah ke berapa, banyak hal-hal yang tak terduga.
Begitupun pada kisah Malik, Yudho dan Hesti. Sisa-sisa masa lalu Malikpun tak
lantas hilang begitu saja. Kenyataan demi kenyataan mengejutkan mengantar Yudho
maju dalam pemilihan kepala desa yang penuh intrik. Politik pedesaan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Di sinilah Mbak
Ella berhasil memberikan kejutan demi kejutan tak terduga. Pun, pada kisah
Hesti. Bagaimana merah jambu, kuning, jingga perasaannya pada Malik yang hanya
dia tuangnya dalam buku hariannya. Mereka punya perasaan yang sama. Tak penah
bertukar kata rindu, cinta, apalagi bertemu dan berdua. Namun, ternyata semua
hal itu tak membuat perjalanan Hesti mudah. Kondisi hatinya berpengaruh banyak
terhadap hafalan-hafalannya. Di sisi lain, Yudho diam-diam menaruh perasaan
terhadap Hesti.
Mbak Ella dengan
manis mengemas kisah yang tidak biasa.
Memadukan antara persahabatan yang inspiratif, politik di pedesaan yang penuh
intrik, dan romance, yang membuat pembaca secara tidak sadar menerka-nerka.
Saya hanya
menyayangkan sedikiiit saja, sinopsis sampul belakang yang sepertinya ada
beberapa kata yang jika dihilangkan akan membuat rasa saat membaca menjadi ‘lebih’
lagi. Meskipun itu sebenarnya bukan masalah besar. Karena masih banyaak hal-hal
lain dalam novel ini. Dan satu lagi,
sepertinya halaman untuk biodata penulis tertinggal ya.
Ohya, saya suka
sekali dengan puisinya, pembuka yang sangat manis dan dalam.
Tak mungkin mengentas rindu,
jika hanya menunggu
Kau mungkin inginkanku
Hatimu terpaut padaku
Ingin bersama selalu
Tak jarang terkenang dalam sendu
Berhasrat mengejarku, meraihku, menahan
langkahku
Mengulang masa indah hari lalu
Dan kau tahu itu impian palsu
Di dunia ini, tak mungkin lagi kau genggam
tanganku
Merengkuh bahuku
Tertawa bersamaku
Maka doakanlah di syurga kelak aku berada
Kutunggu kau di sana
Usah gelisah gelayuti jika
Hanya satu janji saja
Temui aku di syurga
Selamat Mbak
Ella, atas terbitnya novel ini. Tidak ada yang sia-sia dari sebuah proses. Tidak
ada ada yang sia-sia dari kerja keras yang diiringi doa-doa. Semoga kelak, pesan-pesannya sampai ke
pembaca. Semoga novel ini bisa melahirkan kebaikan demi kebaikan untuk semuanya.
Saya tunggu novel selanjutnya.
Judul
: Temui Aku di Syurga
Penulis : Ella Sofa
Penerbit : Quanta-Elexmedia
Tahun : 2013
Penulis : Ella Sofa
Penerbit : Quanta-Elexmedia
Tahun : 2013
Ini bukan resensi, saya tak pandai mengupas,
membedah atau menguliti. Hanya catatan saya setelah membaca. Tapi ikut
seru-seruan juga nih, di ProjectBattle Challenge #31HariBerbagiBacaan
Iyaaa... tapi sampai detik ini aku terus mikir dimana pernah liat gambar di sampul novel ella ini
BalasHapusDi mana ya Mbak Ade?
HapusNovel Mbak Ade Yang Tersimpan di Sudut Hati masih nunggu giliran baca juga. sudah intip-intip kemarin :)
Yuhuu..belum baca aku... tapi bagus juga nampaknya..perpolitikan di des pasti lebih ketat daripada kelurahan. Kepala desa dipilih langsung oleh rakyat, sedang Lurah ditunjuk Walikota/Bupati
BalasHapusNaaaah...ini novel sesuai banget ya ama duniamu Jeng :)
HapusAduh, beneran lho, aku pernah ikut hiruk pikuk pilkades, sereeeeem...
resensi yang lembyuut tp seringnya bikin aku penasaran.. kok cuplikan alurnya ga dikasih dikit2 gt hehe..
BalasHapusEh, lha itu sudah, kusebar di seluruh catatan.:D
HapusAduh iya emang kebiasaanku gitu ya.
Nanti2 kalau bikin lagi yaa :)
makasi bamyak mbak yaa, begitulah, semoga apa yang ingin kusampaikan nyampe pd pembaca. Makasi byk mbak eni, my inspiration
BalasHapusAamiin. Kutunggu novel selanjutnya Mbak :)
Hapusmaauu baca bukunyaa,,resensinya baguus..
BalasHapusboleh dong dapet langsung dari mbak Ella nya :))
salam EPICENTRUM
mampir ya kakaaak :))
Datang ke rumah Mbak Ella aja, baca buku gratis di taman bacanya :D
HapusMakasih udah mampir :)
Aku punya bukunya. barteran kemarin :)
BalasHapusKalau saya penasaran sama covernya kenapa gambarnya seperti itu ya? *Manggil Mbak Ella :)
BalasHapuskonfliknya seru di novel ini. kerasa ketegangan pemilihan di sana seperti apa. tapi denger2 emang aslinya ini mengangkat kisah nyata ya, mba?
BalasHapus