Suatu hari, aku
melihatmu berdiri sebagai perdana menteri, memberi sambutan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan wartawan.
Aku tidak di sana saat
itu. Aku hanya duduk di sofa, bersama tumpukan buku-buku, dan melihatmu dari
layar kaca.
“Aku ingin menjadi kepala desa saja.” Tiba-tiba dia
menyeletuk setelah membaca penggalan tulisan itu.
“Kepala desa juga bagus." Aku menanggapi.
Hari itu, kami sedang membahas tentang tanah-tanah di
sekitar pantai yang dimiliki orang-orang asing.
“Itu bentuk penjajahan lain. Pribumi menjadi pelayan di
negerinya sendiri.”
Aku mengiyakan.
“Kalau aku pemimpinnya akan kubuat peraturan keras.”
“Aku juga. Tapi aku bisa berbuat apa?”
“Hmmm…”
“Jadi benar kan, kau ingin jadi perdana menteri?”
“Aku ingin kuliah ke
Aussie.” Dia mengalihkan pembicaraan.
“Apa itu salah satu impian terbesarmu?” tanyaku.
Dia tertawa. “Aku ingin belajar lagi aja.”
Aku tersenyum, dan diam-diam berdoa, semoga keinginannya itu
terwujud.
Aku selalu menyukai orang-orang yang memiliki semangat
tinggi dalam belajar, dan berjuang untuk mewujudkan impiannya. Bagiku, akan
banyak bonus ketika seseorang belajar di negeri orang. Selain ruang-ruang,
bangku-bangku, buku-buku, pasti ada banyak pengalaman hidup berharga yang akan
didapat.
Lalu, entah pagi yang keberapa setelah percakapan itu, kami berbincang
lagi.
“Aku lagi search university untuk aplikasiku.
Ada University of Melbourne. ”
“Semoga berhasil,” kataku penuh harap.
Lalu aku pergi, tapi tiba-tiba teringat
seruas jalan yang pernah kusimpan di folderku.
Seperti
seruas jalan ini
Harapan
itu selalu ada
Berusaha
terus, berdoa dengan ikhlas
Dan
Tuhan akan memberikan mana yang terbaik untuk hamba-Nya.
#cerita ini tidak diikutkan GA apapun :D
aku suka sama jalan ini mbk...
BalasHapusdimanakah tempatnya?? :D
Australia :)
Hapus#Shab
sambungannya masih ada...
BalasHapusgak lengkap nih?? Please!!!