Sabtu, 24 Januari 2015

Raksasa Berketombe; kisah-kisah yang unik, lucu dan takterduga



Wuhuiii…terbayar sudah rasa penasaran pada Raksasa Berketombe dan 14 kisah lainnya.

Ketika Widya Ross bisik-bisik di status facebook-nya perihal buku barunya, saya sudah mikir kalau suatu hari bakal beli buku itu, meski nggak dalam waktu dekat. Alhamdulillah…seseorang yang baik hati memberikan kejutan mengirim kado ini, asli terkejut karena nggak nyangka banget, ( nggak usah disebut nama, saya berdoa semoga Allah memberkahinya,aamiin).

Raksasa Berketombe adalah kumpulan cerita bergambar dengan kisah-kisah yang unik, konyol, aneh, tidak masuk akal (tapi bisa diterima akal) bikin tertawa ngikik sekaligus haru di saat yang bersamaan, dan tentu saja ada pesan moral yang terselip dengan halus serta cocok dibaca segala umur. Serius!


“Penulisnya penggemar Roald Dalh,” kata saya pada Zaid yang mulai membuka-buka halaman Raksasa Berketombe.
“Iya  tho?”
Anak saya itu pernah membaca BFG dan suka banget. Dia tipe pembaca yang suka  cerita lucu (lucu versi dia sih), aneh, serta ada pengetahuan baru. Di buku Widya Ross yang Kisah Misterius dia sangat menyukai bagian fakta-faktanya.

Nah, di buku ini dia baca sampai melewati jam tidurnya. Sesekali saya dengar dia cekikikan. Besoknya sepulang sekolah, dia masih buka-buka buku ini. Dia suka Pahlawan Kazing-Kazing, Melawan Raja Perampok dan Hadro.

Saya baru membaca setelah Zaid selesai. :))

Kisah pertama dibuka dengan Nona Sya Syak yang punya rambut pink setinggi satu meter beraroma arum manis. Baca halaman pertama saja saya sudah ngikik ingat seseorang dengan jambul Khatulistiwa. Ceritanya, Sya Syak akan pergi ke kebun binatang. Di kota tempat Sya Syak tinggal angkutan  umumnya adalah karpet terbang. Nah, sampai di sini saja cerita sudah aneh bin ajaib kan?

Dalam perjalanan di atas karpet terbang, ada burung bertelur di rambut Sya Syak yang membuat orang-orang terperangah. Tapi dasar si Sya Syak, dia malah mengira orang takjup akan model rambutnya. Sambil cekikikan saya nggak sabar dengan kejadian-kejadian yang akan ditemui Sya Syak di kebun bintang. Hahaha.

Lain lagi dengan kisah Kazom-zom-bie. Dia seorang zombie penari yang mendatangi Dokter Ostorpedos karena ingin berjalan normal seperti manusia. Tentu saja dokter itu kaget luar biasa, seumur-umur baru kali itu dia kedatangan pasien zombie. Dokter menyarankan membeli susu berkalsium. Tapi apa yang terjadi, semua orang yang ditemui Kazom-zom-bie ketakutan. Orang-orang berpura-pura menjadi patung, menjadi bangku, menjadi kayu dan sebagian kabur.

Zombie ini salah satu cerita favorit saya, karena di saat bersamaan saya tertawa sekaligus terharu. Sepanjang cerita hingga ending yang tak terduga, saya berpikir Widya begitu piawai menyelipkan pesan tanpa ceramah panjang lebar.

Ada juga cerita romantisnya lho (romantis versi saya donk). Bayangkan, sepanjang malam tidurmu tidak nyenyak, karena terganggu sesuatu, lalu ketika kau tidur  memimpikan seseorang dan tiba-tiba dia benar-benar nyata di esok harinya. Adalah Hipertenso dan Orang Tertawa. Saya menyukai cara Widya menutup cerita ini dengan manis dan tentu saja tak terduga. 

Cerita lain, Prajurit yang Malas Membersihkan Telinga serta Dikejar Jin Talos juga merupakan cerita lucu, yang sarat pesan namun tidak menggurui. Kisahnya berjalan apik dan lagi-lagi, dengan ending yang tak terduga dan tetap masuk akal.

Ada lagi yang membuat ternganga dengan ide Widya yang “Kok bisa sih dapat ide begitu?”  Di  Pak Lippi yang Mengantuk. Saya membayangkan kalau cerita ini difilmkan penonton pasti tertawa, bengong, tertawa bengong, dan tertawa.:D

Widya benar-benar ‘ngawur’ deh kalau menulis cerita. Satu kata itulah yang sulit ditemui dan ditiru. Dia bisa menyulap hal-hal yang kelihatan sepele menjadi kisah yang luar biasa. Dari buku ini saja, bisa ditebak kalau bacaan Widya pasti banyak dan beragam.


Percayalah, mau nggak mau pembaca akan mengakui bahwa cerita Widya Ross itu menghangatkan, asyik, berbeda dan takterduga. Saya membayangkan, buku-buku Widya akan bertahan lama di hati pembacanya. Kelak, ketika pembaca anak-anak itu sudah dewasa,  mereka akan mengenang Widya, sebagai penulis favorit mereka. “Aku suka buku-buku Widya Ross, lucu dan seru.” Barangkali begitu komentar mereka.
Seperti kita kalau ditanya; “Siapa penulis favoritmu saat masih kecil?”

Nah, kalau untuk  penulis yang ingin belajar dari penulis lain, buku ini salah satunya.  Buku dengan cerita dan ilustrasi yang 'klik'. Selamat berburu Raksasa Berketombe, atau buku Widya yang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...