Bagaimana
wujud perasaan dari hati dan jiwa yang
terus hidup
Barangkali,
mereka yang romantis menyebutnya cinta
Dan
mereka yang sinis menyebutnya tragedi.
Ketika
kau dengan orang yang kaucintai menjelma laksana siang dan malam –bersama tapi
tak bisa bersatu—barangkali pilihannya adalah; berhenti atau terus bertahan. Tapi, tidak semua hal butuh pilihan bukan?
kadang kita hanya butuh alasan. Dan “kemungkinan” adalah alasan paling kuat untuk terus
bertahan. Karena, dalam kemungkinan itu harapan tersimpan.
The
Notebook, adalah kisah cinta semacam itu. Adalah Noah yang menjalani masa
tuanya dengan membacakan sebuah buku harian yang ditulisnya untuk Allie,
kekasih dan separuh jiwanya. Allie yang kehilangan hampir segalanya ketika Alzheimer
merenggutnya kehidupannya.
Benarkah
kekuatan dan keajaiban cinta ada?
Nicholas
Sparks membuka novelnya di bab pertama dengan judul ‘Keajaiban’. Saya
membayangkan seorang lelaki tua dengan dua helai kemeja, celana panjang tebal,
syal yang dililit dua kali ke leher dan
sebuah sweater tebal.
Saya
juga membayangkan Noah, lelaki dengan penampilan berantakan itu, berjalan
terseok-seok menyusuri lorong, dengan buku harian tua yang menguning, apak dan
lepas beberapa lembarnya. Menuju sebuah kamar, membuka pintunya dan melihat
seseorang dengan rambut kelabu meringkuk di ranjang.
Saya
juga membayangkan, sesaat kemudian, suara lelaki tua itu bergetar, serak namun
berusaha mengucapkan dengan lantang, dan kisah itu terdengar di sepanjang
lorong, terpantul lewat dinding-dinding beku dan lantai yang dingin.
Bab
kedua adalah bab kenangan. Dari mana kisah bermula, dan berlanjut di bab-bab
berikutnya. Namun, begitu seakan-akan cerita sudah akan usai dan pembaca
mendapat jawabannya, justru di sepertiga novel berikutnya masih menyisakan
misteri.
Novel
ini telah difilmkan. Dengan bagian-bagian seperti di buku ini, setting alam
yang eksotis, saya jadi penasaran ingin melihatnya juga.
Saya
pernah membaca karya Sparks sebelumnya; Dear John. Memang ada ciri khas seorang
Nicholas Spark bagaimana membangun plot. Keduanya menarik. Hanya saja, begitu
membuka lembar pertama, saya langsung menyelesaikan Dear John. Sementara untuk
The Notebook ini, saya harus start tiga kali di bab awal, hingga akhirnya
selesai.
Menguras
airmata kalau saya bilang. Itu bagi yang sentimentil.
Ada
beberapa kalimat yang saya tandai di buku ini:
- Puisi, bukan diuntai untuk dianalisa; tujuannya untuk menimbulkan inspirasi tanpa alasan jelas, untuk menyentuh tanpa perlu memahami.
- Sebab keheningan adalah suatu yang murni. Yang mampu menyatukan seseorang , karenanya hanya mereka yang merasakan nyaman dengan kehadiran satu sama lain, yang dapat duduk bersama-sama tanpa bicara. Tanpa memecahkan keheningan itu sendiri.
- Kehidupan ini, sebenarnya hanyalah kumpulan dari kejadian-kejadian kecil. Masing-masing dijalani setahap demi setahap.
Pada
akhirnya, saya menutup novel ini, dan merenung sejenak, benarkan keajaiban
cinta itu ada?
Buku kedua untuk Reading Challenge atau RC2015.
Judul: The Notebook
Penulis: Nicholas Sparks
Alih Bahasa: Kathleen S.W
Penerbit: Gramedia
Cetakan ke empat: Juni 2014
Tebal: 255
gimana sih cara bikin review yang singkat tapi padat dan ngena gini ya hiks. kecuali buku-buku yang tipis dan ceritanya simple bisa dipadatkan, saya kalo nulis review sering kepanjangan bener haha. mesti lebih rajin lagi nih mereview biar lama-lama makin ngerti nulis review yang baik ya :D
BalasHapusReviewmu asyik kok Mbak Evyta, sudah mampir ke sana, dan bikin pengen balik lagiii :)
HapusIni singkat karena saya gak gape merebiew xixixi
Reviewnya manis sekali :)
BalasHapuspadat dan jelas, review kayak gini nih yang bikin orang jadi kepengen baca buku :) keren mbak Shabrina ;)
Ini efek bukunya sih :D
HapusKayakna punya deh file filmnya. Mau nyoba nonton ah :D
BalasHapusSudah nonton belum, Hai? :D
Hapusnah ini nih review yang ngena dan langsung pengen baca buku itu -_-
BalasHapusEmang bukunya yg bagus :)
HapusWah, Pak Nicholas Sparks ini rajanya bikin cerita drama yang manis dan menguras airmata, ya. Pertama kali baca karya beliau itu A Walk To Remember. Memang menguras air mata :)
BalasHapusIyaaa. Ayo kita baca novelnya yg lain haha
Hapus