Di
Kota Baru Baucau
:Faustino
kau punya hujah sendiri untuk berdiri di gerbang itu
memberi hormat
ketika merah putih berkibar
kau selalu memiliki helah untuk lewati jalan itu
mendengarkan suaranya memantul dari bahu-bahu jalan
lalu kau resapi tembang Jembatan Merah
yang membuat matamu basah
tanyamu: apakah kita sama-sama punya hati yang
tinggal sebelah?
dia wanita Jawa, diamnya adalah kesepakatannya
dan sepotong hatimu utuh kembali
tapi waktu tak abadi
sejarah bicara dari dua kepala
di kota Baucau, kalian berjalan ke arah yang berbeda
menahan kesakitan, membekap separuh hati yang memar
Di
Kota Lama
:Faustino
ini perihal lelaki yang memesan dua cangkir kopi
katamu; untuk yang bernama kenangan
kita bersisian, menyusuri jalanan melingkar di perbukitan Baucau
di kota tua, tak ada ingatan yang merapuh bersama waktu
surat-surat kecil di keramaian mercado municipal
gadis Portugis
yang berjalan dengan keranjang belanja
bagaimana diam-diam kau masukkan lipatan amplop
ke dalam keranjangnya
kalian bertukar mimpi, berbagi harapan
namun semua lebur ketika revolusi bunga mekar
kekasihmu pergi,
membawa separuh hatimu yang tak pernah kembali
*Puisi pernah dimuat di Media Indonesia
*Nama Faustino bisa ditemukan di cerpen Lelaki yang Memesan Dua Porsi yang dimuat di Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar