Mendapat kepercayaan membaca calon buku teman itu rasanya
bahagia. Itu kesempatan yang luar biasa.
Membaca dari layar memang beda kalau dibanding dengan
membaca yang sudah dalam bentuk buku cetak. Kalau saya cepet lelah di mata.
Tapi selalu asyik, dan rasanya seneng banget ketika di hari yang lain
mendapatkan novel itu sudah lahir menjadi buku. Sekali lagi, ikut bahagia.
Dan inilah novel-novel yang saya mendapat kesempatan untuk
membaca sebelum terbit.
Satu
Syurga Terlarang-nya
Mbak Leyla Hana. OMG! Mbak Leyla ini saya sering membaca namanya sejak
langganan Annida dulu. Sekarang bukunya udah banyaaaak banget. Maka ketika
suatu hari saya diminta membaca naskahnya, duh, rasanya seneng banget. Apalagi
komentar saya ditaruh di sampul buku:
“ Seperti gerimis yang
jatuh di tanah gersang retak-retak, itulah gambaran novel ini. Menyejukkan.
Kepiawaian Leyla Hana dalam menjalin cerita, membuat novel ini tersaji manis,
dan terhindar dari jebakan klise.”
Kalimat itu lahir spontan setelah saya selesai membaca. Dan
ketika beberapa bulan kemudian saya membaca kembali dalam bentuk fisik
novelnya, saya masih merasakan hal yang sama.
Buat yang kangen novel-novel islami, ini bisa menjadi obat
rindu sekaligus mencerahkan.
Dua
Temui aku di Syurga, novel
Mbak Ella Sofa yang diterbitkan Quanta Elexmedia. Novel tentang persahabat dan
intrik pemilihan kepala desa. Reviewnya
ada di sini.
Tiga
Pahari. Ini novel
inspiratif tentang orang-orang yang terpinggirkan. Pahari ingin membuktikan
bahwa dia tak seperti anggapan kebanyakan orang yang hanya bisa menadahkan
tangan. Perjuangan memang tak mudah,
tapi harapan akan selalu ada untuk mereka yang tidak menyerah.
Bagian yang paling saya sukai adalah pertemuan Pahari dan
Raffah di bawah guyuran hujan langit Banjarmasin. Mengaduk emosi. Dan kutipan
yang saya sukai: “Tak selamanya teman itu
membuatmu bahagia. Aku, kau dan mereka adalah manusia biasa, yang suatu ketika
bisa membuat kesalahan. Bisa aku, kamu atau mereka…”
Pahari diterbitkan oleh Buana Sastra lini kusus novel dari
Bhina Ilmu Populer.
Empat
Teatrikal Hati. Novel
duet Rantau Anggun dan Mbak Binta Almamba. Tentang Zahra, Linda, Gwen dan
Setiyani. Ini juga terbit di Quanta- Elexmedia.
“Novel ini seperti
kepingan-kepingan puzlle. Pelan-pelan menyatu, lalu menjadi utuh. Duet yang
manis.” Kalimat ini juga saya dapatkan spontan setelah baca drafnya.
Lima
Reisha Si
Pengusaha Cilik. Novel anak karya Mbak Marisa Agustina. Ini kisah Reisha dan pudding
coklatnya. Dia masih kelas 1 SD tapi sudah semangat untuk berdagang di
sekolahnya. Ceritanya mengalir dan menganak banget. Saat membaca dalam bentuk
drafnya, saya percaya insya Allah suatu hari akan melihat naskah itu dalam
bentuk buku. Dan bener banget, saya ikut bahagia ketika naskah itu diterima di Lintang-Indiva.
Sekarang sudah mejeng di toko-toko buku.
Selamat buat teman-teman semua, semoga bukunya laris manis,
dan membawa kebaikan.aamiin.
Kawan Shabrina, terima kasih sangat dikau sudah menaip perihal Pahari di sini .... Aku suka .... Sila berlayar pula di laman www.mahmud-bahasasastra.blogspot.com dan bolehlah menyusulkan komentar yang indah di sana .... :D :D :D
BalasHapuswah sama saja dengan sudah melihat filmnya sebelum premier digelar hehe
BalasHapusMbak, link utk review Temui aku di surganya belum nge-link tuh :)
BalasHapus