dari pinterest |
:Eliza
Jangan datang kepadanya membawa airmata
meski ia janjikan bahunya selalu siap
kapan pun kau ingin bersandar
Kenapa pula terus memanggilnya,
sementara kau yang susah payah membangun jembatan
diam-diam ia hancurkan serupa kepingan.
Kayumu masih cukup sebagai sampan
Tegakkan bahumu, layari lautan sendiri.
Tetapi, jangan sekali-kali menujunya lagi
;masih banyak dermaga yang lain.
Wow...kerrrrrreen...puisinya. Jadi ingat jaman kuliah dulu.. Suka baca Khalil Gibran.. Dan akhirnya jadi sok puitis ... Jadi tergugah ingin nulis lagi ....
BalasHapusayoooolaaah :) ayuk
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus